Sebagian besar pembinaan akhlak yag baik lebih bercorak keagamaan,
terutama paham tasawuf islami. Pembinaan akhlak dengan cara ini dititik
beratkan kepada pembersihan pribadi dan sifat-sifat yang berlawanan dengan
tuntutan agama seperti sifat takabur, pemarah dan penipu. Keluhuran akhlak
merupakan media untuk memperoleh kepribadian remaja yang baik.
Dengan pembinaan akhlak, tujuan yang ingin dicapai adalah
terwujudnya manusia yang ideal, remaja yang bertaqwa kepada Allah dan cerdas. Dan
pembinaan akhlak pada remaja ini bertujuan untuk menyempurnakan nilai-nilai kemanusiaan
sesuai dengan ajaran islam yang taat beribadah dan sanggup hidup bermasyarakat
yang baik.
Dalam dunia pendidikan formal, pembinaan akhlak tersebut dititik
beratkan kepada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami
penyimpangan. Dengan demikian akan mencegah terjadinya “juvenile dlinquency”
sebab pembinaan akhlak berarti bahwa anak remaja dituntun agar belajar memiliki
rasa tanggung jawab.
Bagi remaja, akhlak dimulai dengan adanya rasa tanggung jawab, bahwa
ia telah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dengan yang salah, yang
boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang
buruk, dan ia sadar bahwa ia harus mejahui segal Yng berdifat negatif dan
mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif. Bila suatu
ketika ia berbuat salah, serta ia sendiri menyadari akan kesalahannya itu, maka
ia harus secepatnya berhenti dari kesalahan dan segera kembali kejalan yang
semestinya.
Secara kejiwaan manusia dapat berevolusi. Manusia terus berkembang
dan kecedasannya selalu meningkat, akibatnya manusia akan sampai kepada
tingkatan bijaksana dan akan mampu memikirkan segala persoalan hidupnya dengan
baik sesuai dengan tuntutan agama, norma, sosial dan susila.
Pada dasarnya, pelaksanaan pembinaan akhlak secara tasawuf islami
akan mampu menuntun anak-anak remaja menjadi manusia dewasa, dalam arti dewasa
secara sosial emosional , dan intelektual. Kecerdasan tersebut dapat dilihat
dalam hal ini menjadi seorang manusia yang dengan kemampuannya sendiri,
memikirkan berbagai persoalan, mengambil kesimpulan, menentukan suatu
keputusan, melaksanakan keputusan itu dengan cepat dan bijaksana, serta
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya secara individual dan sasial, ia
berpartisipasi secara aktif dan konstruktif didalam berbagai segi kehidupan
yang menyangkut kesejahteraan sesama manusia. Ia menjalani pendidikan dan tidak
berhenti mendidik diri sendiri. Ia mempunyai pekerjaan yang dilaksanakn
sungguh-sungguh, tanggungjawab dan jujur. Ia menjadi manusia bermoral, sholeh
dan beriman, ia toleran, ia tidak mengingkari tugasnya sebagai warga negara,
dan ia menghormati hukum dan kaidah sosial.
Kegunaan lain yang dapat dipetik dari hasil pembinaan akhlak yakni
terhindarnya anak-anak remaja dari tabi’at-tabi’at tercela dan sebagai langkah
penanggulangan terhadap timbulnya kenakalan remaja. Denan demikian pembinaan
akhlak secara tasawuf islami dapat memberi sumbangan positif bagi ketentraman
dan keamanan masyarakat dari kesejahteraan pada umumnya, terutama gangguan dari
kenakalan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar