Di era
teknologi informasi ini, kehidupan manusia terasa nyaman, enak kepenak,
semuanya serba ada dan bumi ini seakan berada ditelapak tangan karena mudahnya
informasi yang dapat diakses. Tetapi dibalik keserbaadaan kehidupan ini ada
sesuatu yang sangat memrihatinkan semua pihak yaitu dekadensi moral atau
kemerosotan moral. lebih parahnya lagi, ketika manusia telah kehilangan
fitrahnya sebagai manusia, sehingga dalam setiap perbuatannya ia tidak menggunakan
akalnya, namun hanya menuruti nafsunya.
Jika
sesuatu sudah keluar dari fitrahnya, maka tinggal menunggu saat kehancuran.
Sebagaimana darah dalam tubuh kita, kadar oksigen, kadar pH, kadar gula, dan
tensinya telah ditetapkan dalam ukuran tertentu. Hal ini membuat kita tetap
dalam keadaan sehat. Tetapi jika semua itu tidak dalam keadaan normal (sesuai ukuran), maka
akan timbul beberapa penyakit seperti asam urat, diabetes, darah tinggi,
serangan jantung, dan lain-lain.
Dekadensi
moral dapat disebabkan oleh faktor hakikat manusia itu sendiri, yakni hewan
yang berakal. Dari hakikat ini dapat disimpulkan bahwa manusia terdiri dari 2
unsur, yaitu unsur hawaniyah dan unsur aqliyah. Dan diantara unsur-unsur
hawaniyah diantaranya adalah kekuatan kesenangan (quwwah syahwiyah) yang
meliputi kesenangan jabatan, wanita, harta, kehormatan, dan hiburan. Dan
kekuatan marah (quwwah ghadzabiyah) meliputi kesenangan amarah seperti terjadi
perkelahian, tawuran, perang antar kelompok dan pembunuhan, dan lain-lain.
Dan sudah
banya teori atau usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk mewujudkan
akhlak yang mulia sejak zaman perjuangan, seperti yag dilakukan NU dengan gerakan
Mabadi’u Khairu ummah dan Taman Siswa yang dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara
dan saat ini pemerintah juga telah memandang perlu pendidikan akhlak dengan
program yang dikenal dengan PKB (Pendidikan Karakter Bangsa). Ini sebagai bukti
bahwa akhlak adalah sesuatu yang sangat prinsipil. Dari beberapa keterangan
tentang pendidikan dapat disimpulkan bahwa kunci akhlak yang mulia ada tiga:
1.
Kecerdasan Otak
(Intelektual Quotient)
Untuk meningkatkan kualitas manusia sebagai
makhluk individu.
2.
Kecerdasan Emosional
(Emosional Quotient)
Untuk meningkatkan kualitas manusia sebagai
makhluk sosial.
3.
Kecerdasan Spiritual
(Spiritual Quotient)
Untuk meningkatkan kualitas manusia sebagai hamba
Allah SWT.
Yang mamiliki ketiganyaa akan menjadi manusia yang sempurna
(insan kamil) yang jenius dan berakhlak sesama manusia dan kepada Allah SWT.
Tetapi apabila hanya karena IQ akan
melahirkan manusia yang cerdas otaknya saja tetapi tidak tidak punya perasaan
dan ilmunya diperalat untuk mengeruk harta kekayaan tanpa memperdulkan nasib
orang lain. Sedangkan EQ akan melahirka orang-orang yang baik hati tetapi dungu
cara berfikirnya sehingga, mudah untuk ditipu dan didzalimi orang lain. Dan SQ
yaitu suatu kepercayaan kepada Allah SWT yang Maha Mengetahui segala apa yang
diperbuat hambanya. Jika orang merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah SWT
maka ia tidak akan berani berbuat maksiat.
Dari uraian inilah maka
disimpulkan bahwa “Agama adalah Benteng
Agama yang Paling Kokoh”
josshh tenannn,,,
BalasHapusjosshh tenannn,,,
BalasHapus